Tuesday, August 26, 2008

SEPAKAT - SEVISI - SETUJUAN- SE ...


AMOS 3 : 3
Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? [terjemahan baru - LAI]
Can two walk together, except they are agreed? [versi revisi Webster]

Beberapa waktu lalu kita memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yang kita cintai ini. 17 Agustus 1945 merupakan hari dimana bangsa kita memproklamirkan diri bahwa bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang MERDEKA, dengan kata lain bangsa Indonesia adalah bangsa yang memilki kedudukan yang sama dengan bangsa-bangsa lain dan bangsa lain tidak berhak meletakkan kaki mereka di atas tengkuk kita.

Akan tetapi kita harus melihat jauh kebelakang sebelum peristiwa 17 Agustus 1945 tercetus. Bangsa kita adalah sebuah bangsa yang terpecah belah, politik "devide at impera" buatan penjajah Belanda sangat jitu mematahkan setiap perlawanan yang bertujuan untuk merdeka. Mulai dari Sultan Agung, Pangeran Dipo Negoro, Kapitan Patimura, Sisinga Mangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, dan sebut kan saja pahlawan nasional yang masih banyak lagi. Mereka tidak mampu meruntuhkan dan mematahkan rantai pengikat yang di ikatkan oleh penjajah Belanda di bangsa kita ini.

Sepertinya perjuangan - perjuangan tersebut patah ditengah jalan, dan sering kali patahnya perjuangan para pahlawan kita tersebut dikarenakan pengkianatan beberapa golongan yang juga dari bangsa kita sendiri. TETAPI semua itu segera berakhir ketika 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia mengadakan konggress pemuda ke 2 di Jakarta. Sebuah tindakan REVOLUSIONER !!!, berbagai golongan pemuda Indonesia bersepakat, bermufakat dan bersumpah untuk menyatukan visi mereka sebuah visi untuk menjadi satu bangsa yang setiap suku dan keperbedaannya tidak dijadikan alsan sebagai pemecah melainkan sebagai pemerkaya sebuah bangsa, yaitu bangsa INDONESIA. Ditandai dengan tiga butir sumpah ini :

  • PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
  • KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
  • KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Semenjak itu semangat kesatuan dan persatuan, semangat nasionalisme terus berkobar dan membesar, mulai membakar setiap hati para pemuda dari Sabang sampai Merouke. Sebuah semangat nasionalisme yang mengerucut kepada satu tujuan - satu visi, yaitu KEMERDEKAAN, ya Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang sederajat dengan bangsa lain, kita bukan keset [baca :pembersih kaki] dan eksploitasi dari bangsa lain. Kita adalah sebuah bangsa yang Independen. Dan peristiwa SUMPAH PEMUDA ini, merubah wajah dan bentuk perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dimana-mana terjadi gerakan perjuangan perlawanan terhadap kolonialisme, para penjajah menjadi kalang kabut dan kesulitan. Hem sebuah perjalanan dari perjuangan dengan visi baru, yang menempuh waktu panjang 28 Oktober 1928 hingga 17 Agustus 1945.

Sebuah pelajaran yang berharga bagi kita generasi di Millenium ini. TANPA KESATUAN VISI kita tidak akan dapat bergerak menuju kepada cita-cita kita, baik itu untuk lingkup MIKRO [suami-istri, organisasi,dll] maupun MAKRO [bangsa dan negara ini. Dan semangat kesatuan dan persatuan ini perlu juga kita hembuskan dan kobarkan kembali, agar bangsa kita bisa di pulihkan dari kebangkrutan dan penurunan kualitas pola hidup dari bangsa ini. Lihatlah 2007 yang lalu survei sebuah LSM telah membuktikan bahwa bangsa ini telah membunuh 3 juta bayi dalam 1 tahunnya [ini mungkin baru puncak gunung es-nya]. Korupsi, Penyalahgunaan wewenang, Para pemimpin melanggar sumpahnya, dll.

Saya BERMIMPI, saya memiliki sebuah VISI. Rumah yang bernama Indonesia, dimana ada kasih, ketulusan, dan semangat untuk membangun kearah kemakmuran bersama. AMIN.




Setiap manusia memiliki hak asasi untuk memiliki sebuah mimpi
TETAPI

Hanya manusia dengan hikmat, hati yang tulus dan penuh keberanian saja yang berhak mewujudkan mimpi-mimpinya.

by Sonny C Sitanggang 1 02 2008

No comments: